Lo Ngerasa Sendirian? Selamat, Itu Tanda Lo Udah Dewasa.
Mari kita mulai dari sini dulu:
Kalau lo baca ini sambil duduk sendirian di kamar, HP di tangan, notifikasi chat sepi, dan kepala lo mulai mikir, “Kok hidup gue gini-gini aja ya?”, maka...
SELAMAT. Lo udah bener.
Nggak, ini bukan sarcasm. Ini realita.
Semakin lo dewasa, hidup tuh makin sepi. Lingkaran pertemanan makin mengecil, momen ketawa bareng temen makin jarang, dan lo mulai sadar: hidup itu bukan FTV. Kadang, lo harus jadi pemain utama di panggung yang sepi, tanpa penonton, tanpa sorak-sorai. Cuma lo dan keputusan-keputusan berat.
Masalahnya, banyak orang nggak siap. Mereka pikir dewasa itu soal duit banyak, outfit rapih, dan hangout di rooftop cafe. Padahal aslinya? Dewasa itu soal nangis tengah malam sambil nahan buat nggak ngechat mantan.
Tapi ya udah, telan aja. Nikmatin. Karena momen kesepian itu justru titik di mana karakter utama mulai spawn.
Sirkel Lo Mengecil? Bagus. Filter Alami Itu Wajib.
Gue kasih tahu ya, yang namanya sirkel temen itu kayak filter air. Awalnya rame, keruh, penuh. Tapi makin lama makin bersih, makin jernih, makin sedikit. Dan itu sehat.
Kalau umur lo udah di atas 23 dan masih main tiap hari sama “geng SMA”, kemungkinan besar lo nggak berkembang. Bukan karena temennya jelek, tapi karena lo terlalu nyaman di zona lama.
Liat aja Raditya Dika. Di masa puncak popularitas dia bisa nongkrong sama siapa aja, tapi dia pilih jalan sendiri, nyepi, nulis buku, bikin film. Sekarang? Dia nggak sekadar terkenal—dia survive di industri yang berubah tiap detik.
Artinya: kadang lo harus berani ninggalin keramaian, biar bisa denger suara otak lo sendiri.
Berhenti Ngeluh, Dunia Ini Emang Gitu.
Dunia ini nggak adil? Ya, bener.
Kadang lo udah kerja mati-matian tapi yang naik jabatan si tukang ABS. Kadang lo jujur malah keliatan bodoh, yang licik malah dapet panggung. Tapi hidup bukan sinetron. Karma nggak selalu datang tepat waktu. Jadi kalau lo terus berharap keadilan instan, siap-siap kecewa.
Daripada ngeluh, mending ubah mindset:
Anggep aja dunia ini game open world. Dan lo adalah karakter utama.
Lo mulai di map yang gelap, minim senjata, minim temen. Tapi lo punya satu skill utama: bisa grinding. Bisa leveling sendiri. Bisa belajar tanpa disuapin.
Dan yang paling penting: jangan minta dukungan dari siapa-siapa.
Temen? Sibuk. Keluarga? Nggak ngerti.
Kenapa? Karena ini hidup lo, bukan episode sinetron yang mereka tonton. Jadi stop cari validasi. Bikin progress diam-diam. Bikin upgrade tanpa cerita-cerita.
 |
“Sirkel lo makin kecil? Bagus. Dunia ini buat petarung, bukan penggembira.”
#DewasaRealita #SadboyNaikLevel #MentalBaja |
Lo Mau Jadi Domba atau Srigala? Pilih Sekarang.
Ini keras ya, tapi penting:
Kalau lo terus nunggu "bareng-bareng" buat gerak, ya siap-siap jadi domba. Ikut-ikutan, ngikut tren, hidup numpang arus.
Tapi kalau lo pengen jadi srigala—lo harus punya mental jalan sendiri.
Jangan sok humble tapi sebenernya takut melangkah.
Jangan sok rame tapi aslinya kosong.
Banyak orang hidupnya kayak filter IG: kelihatan bahagia, padahal stress-nya numpuk.
Coba sekarang, evaluasi:
-
Lo kerja buat siapa?
-
Lo posting buat siapa?
-
Lo hidup buat siapa?
Kalau jawabannya masih: “Biar orang lain liat gue berhasil”, berarti lo masih hidup di level tutorial.
Jalan Sepi Emang Nggak Enak, Tapi Penuh Hadiah.
Gue tau kok, jalan sendirian tuh capek. Nggak ada temen cerita, nggak ada yang bilang “lo hebat ya”, nggak ada yang peluk lo waktu lo hampir nyerah.
Tapi dari situ justru lo dapet hal yang paling mahal: kontrol atas hidup lo sendiri.
Mau contoh lagi? Liat Najwa Shihab. Dia ninggalin dunia TV yang aman demi bikin media sendiri. Risky? Banget. Tapi liat sekarang—siapa yang berani lawan integritasnya? Jalan yang dia ambil sepi, tapi dampaknya gede.
Jadi, kalau hari ini lo merasa kesepian, minder, ngerasa nggak berkembang—mungkin lo cuma lagi leveling up, dan musuhnya belum dateng.
Tenang aja. Di game, fase sepi itu penting. Itu tempat lo ngumpulin EXP.
Penutup: Hidup Nggak Nungguin Lo Bangkit, Jadi Cepatlah Bergerak.
Lo boleh nangis, boleh curhat, boleh rebahan. Tapi jangan kelamaan.
Karena dunia ini kejam ke orang yang lambat.
Kalau lo nggak gerak, lo bakal ditinggal.
Mulai sekarang, anggap diri lo karakter utama. Mau sekecil apa pun langkahnya, jalan.
Nggak usah ngumumin.
Nggak usah nunjukin.
Nanti juga mereka lihat sendiri.
Dan kalau suatu hari mereka nanya:
“Kok lo berubah sih?”
Cukup jawab:
“Gue capek jadi figuran.”
Kalau lo suka tulisan ini, share ke temen lo yang lagi butuh disentil. Dan kalau lo pengen gue terus nulis dengan gaya begini, tinggal bilang. Kita semua butuh diingetin, kadang dengan cara yang agak kasar—tapi tulus.
Komentar
Posting Komentar